12/18/2016

Perlukah ikut organisasi di kampus?

MasyaAllah, satu kata yang bisa aku ucapkan hari ini. Ada sedikit bahan yang menggelitikku, mengusik hati kecilku untuk bersyukur atas sekecil apapun hal yang terjadi dalam hidupku. Begitu banyak hal luar biasa yang kualami hari ini sampai mampu mengerahkan seluruh hasratku, orang yang mengaku hobi menulis tapi jarang menulis, untuk mulai menulis lagi, berbagi hal yang menurutku pantas untuk dibagikan.
Just let the story begin…


Percayalah selalu ada orang-orang di luar sana yang menyayangimu dan bersamamu dikala suka maupun duka.


Aku mendapatkan semuanya saat berkuliah. Jujur, saat SMA, aku hanya seonggok debu yang dalam istilah mahasiswa disebut kupu-kupu (kuliah-pulang). Organisasi nggak, ekskul pun ilang-ilangan. Mungkin saat SMA, kita akan merasa bahwa organisasi bukanlah suatu hal yang penting, terlebih untuk siswa teladan macam aku haha.. tapi saat melihat realita anak rantau yang jauh dari orang tua, nampaknya organisasi wajib sebagai pelampiasan kerinduan akan kampung halaman. Tempat kami, anak rantau, merasa memiliki keluarga, merasa dipedulikan, dianggap ada dan tidak sendirian di kota antah berantah ini :”

Bisa jadi saat pertama masuk kuliah, pandanganku soal organisasi terlanjur diburamkan oleh persepsi semasa SMA, di mana organisasi hanya tempat anak-anak malas belajar yang melarikan diri dari kelamnya masa sekolah dan melampiaskan dengan menjadi EO (Event Organizer) acara-acara yang tidak jelas. Tapi entah kenapa, aku yang ‘kurang sreg’ sama OSIS SMA ini malah nekat daftar BEM di kampus yang notabene adalah OSISnya mahasiswa, loh?

Tapi aku sama sekali tidak menyesali keputusan yang kubuat, karena menurut ku pribadi, keduanya sangat amat berbeda.

Aku akan melihat dari sudut pandang orang luar, yang memandang OSIS di SMA adalah suatu wadah bagi anak-anak yang hanya ingin menjadi EO EO dan EO, tetapi sebagai internal BEM sendiri, aku merasa BEM bukan hanya melulu soal EO, EO, dan EO, dan lebih tepat sebagai suatu rumah di mana aku bertemu keluargaku di sana :’) uhhh

Bukan maksud menjelek-jelekkan atau pilih kasih antara organisasi SMA atau kampus, tapi aku akan jujur dan memilih organisasi kampus adalah organisasi yang sesungguhnya. Tempatku mengenali potensi sendiri, mengembangkannya, dan menjadi bermanfaat bagi orang lain. Bukan hanya mendapatkan suatu keluarga yang akan menggantikan keluarga asli selama di perantauan, mengikuti organisasi juga membuatku menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Ga jarang organisasi-organisasi di kampus mengedepankan kegiatan social yang sasarannya ke mahasiswa luas atau bahkan masyarakat. Mulai dari bazaar, bakti social, dan kegiatan kemanusiaan lain bisa kalian lakukan semasa kuliah. Aku jadi bergumam, ternyata aku yang ga bisa apa-apa ini bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain :’) terharu…


Buat kalian para kupu-kupu SMA, jangan takut keluar dari comfort zone kalian, karena sejatinya setiap orang berhak menikmati lika-liku kehidupannya!

Share: