MasyaAllah, satu kata
yang bisa aku ucapkan hari ini. Ada sedikit bahan yang menggelitikku, mengusik
hati kecilku untuk bersyukur atas sekecil apapun hal yang terjadi dalam
hidupku. Begitu banyak hal luar biasa yang kualami hari ini sampai mampu
mengerahkan seluruh hasratku, orang yang mengaku hobi menulis tapi jarang menulis,
untuk mulai menulis lagi, berbagi hal yang menurutku pantas untuk dibagikan.
Just let the story begin…
“Percayalah selalu ada orang-orang di luar sana yang menyayangimu dan bersamamu
dikala suka maupun duka.”
Aku mendapatkan
semuanya saat berkuliah. Jujur, saat SMA, aku hanya seonggok debu yang dalam
istilah mahasiswa disebut kupu-kupu (kuliah-pulang). Organisasi nggak, ekskul
pun ilang-ilangan. Mungkin saat SMA, kita akan merasa bahwa organisasi bukanlah
suatu hal yang penting, terlebih untuk siswa teladan macam aku haha.. tapi saat
melihat realita anak rantau yang jauh dari orang tua, nampaknya organisasi wajib
sebagai pelampiasan kerinduan akan kampung halaman. Tempat kami, anak rantau, merasa
memiliki keluarga, merasa dipedulikan, dianggap ada dan tidak sendirian di kota
antah berantah ini :”
Bisa jadi saat pertama
masuk kuliah, pandanganku soal organisasi terlanjur diburamkan oleh persepsi semasa
SMA, di mana organisasi hanya tempat anak-anak malas belajar yang melarikan diri
dari kelamnya masa sekolah dan melampiaskan dengan menjadi EO (Event Organizer) acara-acara yang
tidak jelas. Tapi entah kenapa, aku yang ‘kurang sreg’ sama OSIS SMA ini malah
nekat daftar BEM di kampus yang notabene adalah OSISnya mahasiswa, loh?
Tapi aku sama sekali tidak menyesali
keputusan yang kubuat, karena menurut ku pribadi, keduanya sangat amat berbeda.
Aku akan melihat dari sudut pandang orang luar, yang memandang OSIS di SMA adalah suatu
wadah bagi anak-anak yang hanya ingin menjadi EO EO dan EO, tetapi sebagai
internal BEM sendiri, aku merasa BEM bukan hanya melulu soal EO, EO, dan EO, dan
lebih tepat sebagai suatu rumah di mana aku bertemu keluargaku di sana :’) uhhh
Bukan maksud
menjelek-jelekkan atau pilih kasih antara organisasi SMA atau kampus, tapi aku
akan jujur dan memilih organisasi kampus adalah organisasi yang sesungguhnya. Tempatku
mengenali potensi sendiri, mengembangkannya, dan menjadi bermanfaat bagi orang
lain. Bukan hanya mendapatkan suatu keluarga yang akan menggantikan keluarga asli
selama di perantauan, mengikuti organisasi juga membuatku menjadi pribadi yang
bermanfaat bagi orang lain. Ga jarang organisasi-organisasi di kampus mengedepankan
kegiatan social yang sasarannya ke mahasiswa luas atau bahkan masyarakat. Mulai
dari bazaar, bakti social, dan kegiatan kemanusiaan lain bisa kalian lakukan
semasa kuliah. Aku jadi bergumam, ternyata aku yang ga bisa apa-apa ini bisa
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain :’) terharu…